Rabu, 07 Desember 2011

art talks

     Tiga dasawarsa yang lalu, globalisasi hanya dibicarakan sebagai sebuah gelombang yang niscaya akan menerpa sistem-sistem besar di Indonesia: ekonomi, budaya, politik, teknologi, serta berbagai kombinasi di antara keempat sistem itu. Kini dinamika proses dan dampaknya adalah kenyataan konkrit yang sehari-hari ada di depan mata: aktifitas produksi, distribusi dan konsumsi seni rupa Indonesia telah berubah menjadi jaringan lintas negara yang rizomatik, seolah tanpa pusat. Oleh karena berbagai eksesnya yang tak terduga, dampak globalisasi harus selalu ditelaah dalam konteks yang spesifik, melalui pengamatan yang rinci terhadap berbagai ranah, termasuk seni rupa.
       Pada era 1990-an, gejala globalisasi seni rupa mulai populer di Indonesia melalui istilah ‘internasionalisasi’ dan/atau ‘regionalisasi’. Gelombang perubahan pada masa itu tercermin langsung melalui meningkatnya frekuensi berbagai kegiatan lintas negara yang melibatkan Indonesia dan negara-negara lain di Asia dan Pasifik. Pada masa itu, kartografi baru medan seni rupa secara praktis terbentuk oleh adanya dua kekuatan baru (terutama Australia dan Jepang). Terselenggaranya pameran besar periodik beskala biennale atau triennale yang didanai oleh institusi-institusi pemerintah atau museum di kedua negara membuktikan hal itu. Seni rupa kontemporer Indonesia menjadi bagian penting dalam era Asia-Pasifik 1990-an tersebut.
      Pada 2000-an, didorong oleh pesatnya perkembangan seni rupa Cina dalam jaringan pasar internasional, seni rupa Indonesia mengalami perluasan melalui jaringan lintas negara yang melibatkan agen-agen partikelir yang didominasi oleh aktifitas para penyalur seni dan galeri komersial (non-pemerintah). Galeri-galeri Indonesia mulai terlibat secara aktif di berbagai art fair internasional. Beberapa balai lelang besar yang membuka cabang di Asia Tenggara berhasil memunculkan klien-klien baru multinasional yang mendorong ‘nilai’ seni rupa Indonesia secara signifikan.
        Dalam kurun waktu dua dekade, internasionalisasi seni rupa kontemporer Indonesia mengalami perubahan secara signifikan. Pertanyaannya: Faktor estetik dan ekstra estetik apa yang mendorong perubahan-perubahan konstelasi seni rupa dalam dua dekade terakhir? Bagaimana sebenarnya posisi seni rupa kontemporer Indonesia di arena internasional? Bagaimana dampak globalisasi / internasionalisasi seni rupa kontemporer Indonesia pada ranah lokal?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar