Di mana
saja masyarakat di alam raya ini(selain yang ateis), tentu punya angan-angan
atau gagasan-gagasan masalah adanya supernatural (boven natuur). Memang tak
mudah jika harus merumuskan yang Universal. Mungkin gagasan ini datang dari
psikologi, atau ada yang mengatakan klo gagasan
supernatural ini datang dari rasa takut oleh rasa-rasa kawatir pada sesama
manusia yang tak bisa di atasi oleh dirinya.
Dalam
rasa tak mampu ngatasi rasa kawatir ini menyebabkan tiap insan lalu kenceng
memikirkan dan merasa klo di alam raya ini ada kekuatan-kekuatan yang maha kuat
lebih kuat dari nalar orang ini sendiri.
Begitu
juga dengan masalah-masalah yang yang mungkin otak dan nalar ini sudah tak bisa
lagi memberi jawaban kadang membuat kita semua sampai pada gagasan masalah
supernatural ini tadi, conto saja manusia hingga sekarang blom bisa menemukan
rahasia hidup dan mati, rahasia keberuntungan dan juga bencana-bencana yang ada
dan di hadapi.
Sehingga
untuk menjawab masalah yang dalam wilayah supernatural ini manusia tentu
memilih apa yang disebut religi. Kenyataan klo religi ini di
banyaknya masalah punya pengaruh yang besar pada polah dan tingkah warga
masyarakat. Maka mungkin dalam manfaatnya klo harus merenungkan dulu apa yang
di maksud religi ini.
Di jaman
dulu padangan masyarakat Eropa di masalah religi sangat minim sekali. Jika ngobrol masalah
religi maka yang dimaksud ya ini agama Kristen, Katolik, atau gereja anglikan
dll. Dari pandangan orang Eropa yang seperti ini maka tumbuh gambaran yang
minim benar menurut religi dan pandangan yang lain dari Eropa.gambaran yang
seperti seperti ini berjalan terus menerus di pola pikir misionaris dan para
pengelana Eropa Barat dalam keberatan dan kekurangan waktu buat meneliti dan
kurangya bahan-bahan juga menyebabkan salah pengertian orang-orang Eropa pada
aspek religi dari masyarakat yang bukan Barat ini. Karena dari kesalah fahaman
ini sampai-sampai di katakan orang-orang yang bukan Eropa ini tak pernah punya
pikiran logis. (kok sangar ya :-O ). Dalam kerangka antropologi budaya/sosial,
religi punya pengertian yang sangat luas.
Prof. J
Van Baal, di bukunya: “SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TEORI SAMPAI TAHUN
1970″ menyatakan klo yang di maksud religi yaitu tentang
gagasan-gagasan yang di kaitkan oleh kenyataan dan semua tindakan yang tak di
tentukan dengan Empiris, tapi semua tindakan ini di dasari dari gagasan-gagasan
ini sendiri dan di terima dengan benar. Sesudah di sadari klo aspek religi ini
punya arti yang baku di kehidupan di masyarakat, juga para masyarakat Eropa
sendiri, maka orang-orang sama bangun mengadakan penelitian-penelitian tentang
salah satu segi yang di katakan religi ini tadi. Hasil dari penelitian ini tadi
maka terlihat segi-segi religi dalam masyarakat yang bukan Barat ini mempunyai
aspek-aspek yang cukup rumit (komplek). penelitian yang lebih dalam banyak di
jalani oleh sarjana-sarjana Antropologi yang menganut faham
sturktualismr. Dari penelitian ini di harapkan akan mendapat jawaban
banyak masalah yang dalam waktu masih seperti teka-teki, karna selama ini
penelitian biasanya di jalani dari sudut pandang etika saja, tidak menggunakan
pendekatan emic, atau kombinasi dari kebudayaan. Penelitian yang seperti ini akan
lebih menjamin adanya obyektifitas dari bahan yang di teliti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar